Saya mempunyai dua anak remaja wanita (sulung) dan laki-laki (bungsu), yang umurnya terpaut 6 tahun. Keduanya juga mempunyai karakter dan kebiasaan yang berbeda. Seperti pepatah yang mengatakan, walaupun satu rahim ibu namun sifat dan karakter tiap anak tidak sama.
Menurut saya, anak sulung (wanita) mempunyai karakter yang lebih terbuka, banyak teman dan suka eksplore hal-hal dan pengalaman baru. Sedangkan anak bungsu (laki-laki) adalah remaja yang karakternya lebih tertutup, anak rumahan dan jarang pergi, jarang menceritakan masalahnya kepada kami orang tuanya. Jadi pendekatan kami sebagai orang tua tidak sama, antara anak remaja wanita (sulung) dan adiknya (laki-laki).
PERUBAHAN PADA REMAJA
![]() |
perubahan-pada-remaja (Gambar: edit by canva) |
PERUBAHAN FISIK
Perubahan fisik pada remaja ditandai bertambahnya tinggi badan dan berat badan. Pada anak laki-laki ditandai dengan bertambahnya tinggi badan, suara yang membesar, mimpi basah, tumbuh bulu di kaki dan ketiak, kumis, cambang, kulit jadi lebih berminyak dan berjerawat. Sedangkan pada anak perempuan selain bertambahnya tinggi badan, perubahan bentuk tubuh juga ditandai dengan tumbuhnya payudara, menstruasi (haid), dan kulit lebih berminyak dan berjerawat.PERUBAHAN EMOSI DAN PSIKOLOGI
Biasanya pada remaja mengalami perubahan emosi yang tidak stabil dan mudah berubah. Remaja merasa sudah mandiri dan ingin bebas, karena itu tidak mau terikat aturan ataupun didikte. Pada remaja terjadi peningkatan emosi dan mencari identitas diri, karenanya mereka tidak mau dikritik. Biasanya mereka juga mulai tertarik terhadap lawan jenis.Banyak sebab perubahan emosi atau mudah marah pada remaja. Misalnya karena merasa kecewa tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan, merasa berbeda dengan teman lainnya, tidak menyukai pelajaran di sekolah, atau bullying dari teman-temannya. Mereka melampiaskannya di rumah, pada orang-orang yang dikenalnya.
Demikian juga dengan anak saya, saat ini mereka sudah bisa mempunyai pendapat sendiri dan cenderung tidak mau dikritik, bila ada hal-hal yang kurang pas di mata saya sebagai orang tua. Karenanya sebagai orang tua, saya melakukan pendekatan dengan memberikan saran-saran atau pandangan yang dapat diterimanya (sesuai dengan kondisi anak remaja zaman now).
PERKEMBANGAN KOGNITIF ATAU CARA BERPIKIR
Dilansir dari halodoc.com, perkembangan kognitif pada remaja adalah proses tumbuhnya kemampuan mereka dalam berpikir dan bernalar.Dalam perkembangan kognitif ini remaja mempunyai kemampuan berpikir logis dan kritis. Mereka sudah mempunyai kemampuan memecahkan masalah, dan mulai punya pendapat sendiri. Bahkan kadang-kadang merasa paling benar atau sulit menerima pendapat atau sudut pandang orang lain.
Sebagai orang tua hendaknya jangan langsung melarang, menyalahkan maupun mengkritik apa yang menjadi pendapat remaja. Sebaliknya bersikaplah bijak dengan memahami, mengkaji kembali pendapat mereka. Berikan arahan dan saran terbaik layaknya sebagai teman atau sahabat.
PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial pada remaja sering ditandai dengan pergaulan dengan teman sebaya. Bahkan tak jarang pengaruh teman sebaya lebih kuat dibanding peran orang tua. Seringkali mereka tidak mau mendengarkan pendapat orang tuanya, tetapi lebih percaya kepada teman sebaya. Sehingga tak jarang banyak remaja yang terjerumus ke hal-hal negatif akibat pengaruh teman dari luar.Mereka mencari identitas diri lewat pergaulan, misalnya ikut-ikutan merokok, ngebut, kenakalan remaja atau bahkan mabuk-mabukan hanya karena khawatir disingkirkan dari komunitas tersebut, khawatir dibilang ketinggalan zaman. Istilah anak-anak zaman now adalah FOMO (Fear Of Missing Out).
Akibat perubahan sosial ini, bahkan mereka menarik diri dari keluarga dan lebih mendekatkan diri pada teman sebaya yang lebih dipercaya. Karena mereka tidak mau dinasehati orang tuanya, dan merasa khawatir bila dicap “kuper.”
BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF PADA REMAJA
![]() |
komunikasi-efektif-pada-remaja (Gambar: edit by canva) |
- Bila remaja sedang emosi atau menumpahkan kekecewaan (amarahnya) di rumah, sebaiknya jangan membalas perlakuan kasarnya. Mungkin di luar rumah, dia merasa kecewa karena sesuatu hal sehingga melampiaskan di rumah pada orang-orang yang dikenalnya. Setelah amarahnya mereda, lakukan pendekatan dengan sabar dan hati-hati, tanyakan permasalahan yang dialaminya, dengarkan cerita yang disampaikan dengan penuh perhatian. Setelah itu bila memungkinkan berikan saran atau nasehat terbaik yang tidak menggurui.
- Menjadi pendengar yang baik bila remaja sedang berbicara. Fokus pada remaja yang sedang bicara, dengarkan tanpa menyela dan tunjukkan bahwa sebagai orang tua benar-benar memperhatikannya. Kehadiran kita sebagai orang tua dapat meningkatkan rasa percaya dirinya, menjaga kesehatan mental dan mencegah perilaku buruk.
- Beri apresiasi, penghargaan maupun pujian atas pencapaiannya, karena hal ini akan menambah semangatnya untuk berprestasi. Remaja butuh dihargai, diperhatikan atau dianggap penting. Bila hal ini tidak didapatkan di dalam keluarga, remaja akan mencari kebutuhan itu di luar rumah dengan berbagai cara. Dengan kata lain membutuhkan validasi dari lingkungan di luar rumah.
- Hindari terlalu banyak mengkritik, tetapi berilah remaja pujian dan dorongan. Dengan demikian dia merasa dihargai dan didukung oleh orang tuanya, tentu saja dalam hal-hal positif. Pujian akan membangun rasa percaya dirinya.
- Berbagi cerita tentang hal-hal yang menyenangkan, beri waktu khusus untuk saling bercerita, misalnya tanyakan tentang kegiatannya, tentang teman-temannya atau cerita menarik lainnya. Tidak ada salahnya juga menceritakan tentang kita sebagai orang tua, tentang hobi atau apapun itu. Lakukan hal ini di saat kondisi emosinya stabil atau sedang gembira hatinya.
- Bila remaja sedang punya masalah dan hendak menceritakan pada orang tua, katakan bahwa sebagai orang tua kita selalu ada dan siap untuknya. Namun bila remaja belum siap bercerita, jangan memaksa dan tunggu saatnya hingga dia siap bicara dengan kita.
- Suatu saat bila menasehatinya, gunakan bahasa yang mudah dimengerti tetapi tidak menggurui. Jadi mereka merasa nyaman menceritakan masalah pada orang tuanya, dan mendapat solusi terbaiknya.
- Kadang-kadang mintalah pendapat, saran dan pemikiran dari mereka untuk suatu hal, sehingga kita sebagai orang tua dapat memahami perasaan mereka.
- Berikan contoh yang baik pada mereka, dalam hal perilaku, kejujuran, keimanan, hubungan dengan Allah Swt dan hubungan dengan sesama manusia maupun dalam pergaulan.
Referensi:
https://www.halodoc.com/artikel/ibu-ini-3-tahap-perkembangan-kognitif-pada-remaja?srsltid=AfmBOopA6-X7dvt7UnkN7_2Ne4F5nF3MRE2XBQLkfahx0auKtv0SJMA8
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/6-tips-membangun-hubungan-erat-dengan-anak-remaja
Posting Komentar