wahyusuwarsi.com

ULASAN FILM HABIBIE AINUN 3


Habibie Ainun 3


IDENTITAS FILM

Film yang ditayangkan 19 Desember 2019 ini mempunyai durasi 121 menit. Produksi MD Pictures, produser Manoj Punjabi, disutradarai Hanung Bramantyo, dengan penulis skenario Ifan Ismail.

Para pemain dalam film ini adalah artis-artis papan atas. Film ini mengisahkan masa muda Ainun, dari mulai sekolah sampai lulus Fakultas Kedokteran UI, dan juga mengisahkan kisah cinta Ainun dengan Ahmad seorang pemuda yang kuliah di fakultas hukum. Pada akhir cerita, dikisahkan Ainun dan Habibi saling jatuh cinta dan menikah.

Pemeran dalam film Habibie Ainun 3 adalah:

Maudy Ayunda (Ainun)
Reza Rahadian (Rudi Habibie)
Aghniny Haque (Arlis)
Rebecca Klopper ( Heny)
Jefri Nichol (Ahmad)
Kevin Ardilova (Soelarto)
Arya Saloka (Agus)
Teuku Rizky (Wiratman)
Lukman Sardi (Pak Besari)
Marcella Zalianti (Sadarmi Besari)
Arswendy (Pak Husodo)
Basmalah Gralind (Ainun kecil)
Mike Lucock (Ilgam Habibi)
Amara (Insana)
Tegar Satya (Toriq Habibi)
Angga Yunanda (Muhammad)


SINOPSIS

Diawali dengan adegan pada tahun 2011, Habibi berziarah ke makam Ainun (istrinya) untuk mengenang 1 tahun wafatnya Ainun.

Selanjutnya adalah adegan di rumah Habibi, saat itu berkumpul anak dan cucunya untuk bersantap makan siang. Saat bersantai, sang cucu meminta eyang kakung untuk bercerita tentang Hasri Ainun Besari yaitu " Eyang Putri", demikian cucunya memanggilnya.

Tahun 1953, saat itu Habibi sekolah di SMA Kristen Dago. Habibi satu sekolah dengan Ainun. Habibi sering mengejek dan menyebut, "Ainun jelek, hitam seperti gula jawa."

Saat itu di sekolah ada pertandingan kasti, dan Ainun menjadi tim dalam pertandingan itu. Habibi pun menyaksikan pertandingan kasti tersebut. Tiba-tiba ada teman Ainun yang kakinya luka karena tersandung, pada saat bermain kasti. Ainun pun berinisiatif mengobatinya dan menggantikan posisi sebagai pemain cadangan. Karena kegesitan Ainun mengejar bola, akhirnya tim Ainun berhasil menang dalam pertandingan itu. Namun sayangnya, Habibi sudah pulang dan tak menyaksikan kemenangan Ainun.

Kilas balik tahun 1944, waktu itu zaman pendudukan Jepang. Keluarga Besari mengungsi di Sadeng, Gunungpati, Jawa Tengah.

Bu Besari sebagai bidan, berusaha menyelamatkan dan membantu orang-orang di sekitarnya yang melahirkan. Suatu hari bu Besari melarikan diri dan berhasil selamat dari kejaran tentara Jepang. Tetapi tak lama kemudian, ada seorang ibu yang hendak melahirkan dan membutuhkan bantuannya. Maka berangkatlah bu Besari ditemani Ainun kecil, membantu warga yang hendak melahirkan tersebut. Walaupun di tengah jalan, mereka sempat dikejar tentara Jepang, namun akhirnya mereka berdua berhasil lolos.

Beberapa tahun kemudian setelah merdeka, keluarga pak Besari pindah ke rumah yang lebih layak, di Bandung.

Setelah lulus, Ainun ingin melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran UI. Ainun menunggu surat keputusan penerimaan mahasiswa dari UI, padahal sebenarnya surat itu dibawa abangnya. Pada akhirnya Ainun diterima di Fakultas Kedokteran UI.

Sementara itu Habibi meneruskan kuliah di Jerman yaitu di RWTH Aachen, dibiayai oleh ibunya. Seperti yang dikatakan Habibi pada Ainun saat pesta sekolah, Habibi punya cita-cita ingin bisa membuat pesawat terbang, dan kembali ke Indonesia untuk memajukan bangsanya.

Saat perploncoan di kampus, ada seorang kakak kelas bernama Agus yang bertindak sok kuasa pada mahasiswa baru. Bahkan saat masa ospek selesai, Agus masih bersikap kasar pada Ainun dan Arlis (sahabat Ainun) agar mereka tak menempati kursi yang di klaim sebagai milik Agus. Akhirnya Ainun duduk di lantai, dan diikuti teman-teman mahasiswa baru lainnya. Sejak kejadian itu Ainun makin dikenal di kalangan mahasiswa lain.

Di kampus Ainun dikenal sebagai mahasiswa baru yang cantik dan pintar. Ada seorang mahasiswa Fakultas Hukum (bernama Ahmad) yang jatuh cinta pada Ainun, hingga akhirnya mereka berdua menjadi dekat. Ternyata Ahmad adalah putra Profesor Husodo, salah satu dosen killer di fakultas kedokteran.



Habibie, Ainun dan Ahmad
Habibie-Ainun-Ahmad
(Gambar: Hipwee)



Ahmad juga sangat mendukung kegiatan Ainun, yang sering mengunjungi orang-orang tidak mampu di daerah kumuh, untuk menolong dan mengobati yang sakit.



Ainun mengobati masyarakat
Ainun-menolong-masyarakat-yang-sakit
(Gambar: id.bookmyshow.com)


Namun ada satu kejadian yang membuat Ainun shock. Saat itu Ainun dan Ahmad sedang nonton pasar malam. Tiba-tiba terjadi kecelakaan pada salah satu area permainan (wahana pelangi), dan ada seorang anak yang terluka. Ainun berussha menyelamatkannya, namun anak itu tidak tertolong dan meninggal. Ibunya tak terima dan menuduh Ainun sebagai pembunuh anaknya.

Akhirnya Ainun pulang ke rumah orang tuanya untuk menenangkan diri. Sementara Ahmad memilih pergi ke luar negeri mewujudkan cita-citanya. Walaupun Ainun sudah dilamar Ahmad, tapi akhirnya mereka berpisah karena adanya perbedaan prinsip.

Tahun 1961 Ainun berhasil lulus dari Fakultas Kedokteran dan menjadi lulusan terbaik. Dalam kesempatan itu, Ainun berpidato tentang emansipasi wanita.

Singkat cerita setelah Habibi kembali ke Indonesia dan bertemu Ainun, mereka saling jatuh cinta, kemudian memutuskan untuk menikah. Ainun pun mengikuti suaminya ke Jerman mewujudkan cita-cita menjadi ahli pesawat terbang.



Habibie dan Ainun
Habibie-dan-Ainun
(Gambar: Tribunnewswiki.com)


Film ditutup dengan kutipan Habibi dan potongan salah satu episode Mata Najwa (saat itu Bapak Habibi menjadi nara sumber).

KESAN MENONTON FILM HABIBIE AINUN 3

Film ini bagus dan rekomended untuk ditonton tua maupun muda. Film ini menceritakan masa muda Ainun, dengan semua cita-citanya, kisah cintanya, juga masa-masa sekolah dan saat kuliah.

Reza Rahadian yang memerankan pak Habibi, sangat menjiwai sekali perannya. Dari cara bicara dan cara berjalan sangat mirip dengan pak Habibi yang asli. Demikian pula make up artis nya, pintar sekali membuat wajah Reza jadi begitu persis dengan wajah asli pak Habibi.

Untuk Maudi Ayunda, saya baru pertama kali melihatnya main film. Menurut saya, aktingnya lumayan dan bisa menjiwai perannya. Walaupun mungkin bila dibandingkan akting pemeran utama wanita dalam Habibi Ainun 1, masih belum bisa menyamai lah.

Menonton film ini serasa kembali ke jaman dulu. Dari outfit pemain yang masih memakai celana model komprang untuk cowoknya dan untuk cewek yang memakai rok jaman itu, tak lupa juga dilengkapi asesoris anting bulat, yang namanya anting-anting Agogo. Properti-properti yang dipakai juga sesuai dengan jamannya.

Shoting film dilakukan di Studio Alam Gamplong yang setting nya sangat pas dengan kondisi saat itu.






Harapan saya, para sineas film makin menambah khasanah produksi film-film bertema perjuangan, dan biografi tokoh-tokoh terkenal maupun pahlawan-pahlawan di Indonesia. Agar generasi muda pun tahu tentang perjuangan para pahlawan kita.

Semoga ulasan saya ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Posting Komentar