wahyusuwarsi.com

MENANGANI ISU PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN HUTAN BERSAMA GENERASI MUDA INDONESIA


Akhir-akhir ini tepatnya sejak bulan April 2023 cuaca terasa sangat panas, matahari sangat terik dan menyengat. Suhu udara di kota tempat saya tinggal, yang biasanya mencapai 33 derajat Celcius, saat ini bisa mencapai 38 derajat Celcius. Hal ini disebabkan adanya perubahan iklim di bumi yang dampaknya sangat terasa bagi semua mahluk hidup, yaitu tanaman maupun hewan. Begitupun manusia juga merasakan dampak yang sama yaitu kekeringan dimana-mana. Dampak kekeringan ini berpengaruh juga pada sektor ekonomi terutama di bidang pertanian dan penyediaan bahan pangan. Karena kekeringan menyebabkan kualitas tanaman menurun, tanaman tidak bisa tumbuh maksimal karena kekurangan air, sehingga hasil panen menurun dan harga bahan pangan menjadi mahal.

Perubahan iklim menyebabkan suhu meningkat, kwalitas udara menurun, terjadi kekeringan dan peningkatan polusi udara yaitu banyaknya debu yang beterbangan. Dampaknya adalah banyak penderita penyakit batuk, pernapasan dan ISPA. Namun tak hanya itu saja, penyakit demam berdarah, diare dan alergi juga banyak dikeluhkan oleh masyarakat.


hutan jati
kondisi-hutan-jati-di-daerah-pemalang
(Gambar: koleksi pribadi)



HARAPAN ORANG MUDA INDONESIA TERHADAP PENANGANAN ISU PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN HUTAN

Genarasi muda di Indonesia turut prihatin dengan kondisi saat ini, yang tentu saja juga menimbulkan dampak pada masyarakat dan lingkungan. Karena itu generasi muda Indonesia mempunyai harapan untuk menangani isu perubahan iklim dan perlindungan hutan. Penanganan tehadap masalah ini tidak hanya ditangani oleh Pemerintah saja, namun hendaknya bersama-sama dengan masyarakat menangani permasalahan ini, maka bekerjasamalah sebagai #TeamUpForImpact

Hal-hal yang dapat dilaksanakan untuk menangani masalah perubahan iklim dan perlindungan hutan, sebagai harapan bagi #MudaMudiBumi adalah:

1. Membuat peraturan atau kebijakan yang mengatur penggunaan kendaraan bermotor pribadi secara bergilir, agar dapat mengurangi polusi udara. Kendaraan bermotor dengan bahan bakar fosil (BBM, bensin) akan menghasilkan gas CO2 dimana gas tersebut menyebabkan polusi udara, yang berakibat pada gangguan kesehatan (terutama pernapasan) pada manusia.

2. Menanam pepohonan di daerah perkotaan. Pohon-pohon itu bisa menjadi paru-paru kota, karena pohon menghasilkan O2 yang sangat dibutuhkan manusia. Selain itu juga menanam pohon jenis tertentu yang berfungsi sebagai polutan, untuk menyerap racun-racun di udara.

3. Menghimbau masyarakat untuk menggunakan angkutan umum sehingga mengurangi jumlah kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan raya.

4. Menghimbau masyarakat untuk menggunakan kendaraan berbahan baku energi terbarukan, misalnya energi listrik atau tenaga surya.

5. Menutup pabrik-pabrik yang berada di sekitar perumahan atau di tengah kota dan memindahkannya di daerah yang jauh dari perkotaan dan perumahan.

6. Menetapkan peraturan yang melarang masyarakat membakar sampah sembarangan, karena menimbulkan polusi udara.

7. Menetapkan peraturan yang melarang pembukaan lahan baru dengan cara membakar hutan.

8. Melarang deforestasi atau penebangan hutan.

Itulah hal-hal yang dapat dilaksanakan untuk menangani masalah ini #UntukmuBumiku

FAKTA PERUBAHAN IKLIM

Menurut cnbcindonesia, definisi iklim adalah ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas yang relevan dari variable tertentu, seperti temperature, curah hujan atau angin pada periode waktu tertentu yang umumnya merentang dari bulan hingga tahunan atau bahkan jutaan tahun.

Apa saja yang menyebabkan perubahan iklim? Perubahan iklim disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Beberapa faktor perubahan iklim dari data Indonesiabaik menyebutkan:

1. Efek gas rumah kaca. Bumi mempunyai efek seperti rumah kaca. Panas matahari yang terperangkap oleh atmosfer menyebabkan suhu meningkat. Gas-gas yang mampu menahan panas matahari sehingga terperangkap di atmosfer adalah CO2, metana, dinitrogen oksida dan gas berfluorinasi CO2.

2. Pemanasan global.

3. Kerusakan fungsi hutan. Seperti kita ketahui fungsi hutan adalah sebagai penghasil Oksigen bagi mahluk hidup, sebagai tempat tinggal flora dan fauna, untuk mencegah banjir dan erosi, sebagai tempat menyimpan cadangan air.

4. Kerusakan lapisan ozon.

5. Penggunaan CFC (Cloro Flour Carbon) yang berlebihan. Sebagai contoh adalah penggunaan pendingin ruangan (AC) yang terus menerus, penggunaan kulkas.

6. Gas buang industri dari pabrik-pabrik yang menghasilkan emisi carbon.

7. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi carbondioksida dan dinitrogen oksida yaitu gas rumah kaca.

8. Penebangan pohon di hutan akan melepaskan emisi carbon yang tesimpan di dalamnya.

9. Jumlah makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi berlebihan dan tidak habis, maka akan dibuang di tempat pembuangan sampah, sisa makanan yang telah membusuk akan mengeluarkan gas methana.

10. Petani yang memberikan pupuk Nitrogen pada tanaman, dimana pupuk akan berubah menjadi N2O (Nitro Oksida) yang merupakan gas rumah kaca (merdeka.com).

11. Sapi juga menciptakan gas methan yaitu saat rumput mengalami peragian pada perutnya (merdeka.com).

perubahan iklim
faktor-perubahan-iklim
(Gambar: Indonesiabaik.id)


Fakta perubahan iklim di bumi ini menyebabkan kekeringan karena kemarau yang panjang. Sumber air mengering, tanah mengering hingga retak-retak. Tanaman mengering dan tumbuh tidak maksimal karena kekurangan air, sehingga menurunkan hasil panen baik kuantitas maupun kualitasnya.

Di daerah hutan jati Randudongkal saya melihat hutan-hutan jati mengering dan meranggas. Di daerah Wonosobo saya melihat tanaman cabe dan tembakau tak ada yang hidup. Semuanya kering kerontang, hanya ada beberapa tanaman kobis yang tumbuh namun hasil tidak maksimal. Hal ini disebabkan suhu udara yang terlalu tinggi, panas matahari sangat terik sehingga kekurangan sumber air untuk irigasi.



tanaman-cabe-mengering
(Gambar: Antara foto)


hutan jati mengering
hutan-jati-mengering- di-daerah-randudongkal
(Gambar: koleksi pribadi)


Debu beterbangan yang menyebabkan penyakit pernapasan, batuk dan ISPA dimana-mana. Polusi dan penurunan kualitas udara sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Karena itu masyarakat dihimbau untuk mengenakan masker apabila hendak keluar rumah.

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAGI MAHLUK HIDUP

1. Suhu bumi meningkat.

2. Kebakaran hutan.

3. Musim kemarau yang panjang.

4. Mencairnya es di kutub sehingga meningkatkan volume air laut, yang mengakibatkan banjir.

5. Berkurangnya kualitas dan kuantitas air bersih.

6. Terjadi angin puting beliung.

7. Mempengaruhi habitat spesies binatang, tanaman dan organisme lainnya.

8. Lahan pertanian mengering karena kurangnya air dan perubahan masa panen.

9. Timbul hama dan penyakit tanaman yang belum pernah ada sebelumnya.

10. Wabah penyakit meningkat yaitu penyakit pernapasan, ISPA, batuk, demam berdarah, alergi, penurunan daya tahan tubuh, diare.

Di Indonesia masalah karhutla (kebakaran hutan dan lahan) merupakan masalah penting karena adanya dampak perubahan iklim ini. Dilansir dari kompas.com ada 7 provinsi yang sudah menetapkan status siaga bencana karhutla, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada tanggal 13 Oktober 2023 yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Timur.

Kebakaran hutan dipicu karena kemarau yang panjang dan intensitas hujan yang rendah. Titik-titk api yang timbul bisa disebabkan karena alam, misalnya karena gesekan antar ranting-ranting atau daun kering sehingga mudah terbakar. Bisa juga disebabkan oleh ulah manusia, misalnya membuang puntung rokok sembarangan, membuat api unggun di tengah hutan.



kebakaran hutan di Indonesia
kebakaran-hutan
(Gambar: merdeka.com)



Tentunya kita masih ingat kejadian kebakaran hutan pada bulan September 2023 yang terjadi di gunung Bromo tepatnya di padang savana. Kebakaran yang disebabkan oleh ulah orang yang tidak bertanggung jawab, pada saat foto prewedding menggunakan flare. Kejadian ini menyebabkan lebih dari 500 hektare lahan vegetasi yang berada di kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) hangus.

Dilansir dari detik.com ada beberapa kejadian kebakran hutan antara lain adalah yang terjadi di gunung Lawu pada tanggal 17 Oktober 2023, dimana titik api muncul di pos 4 dan pos 5 jalur pendakian Cemoro Sewu, namun kejadian ini bisa teratasi.

Kemudian ada juga kebakaran hutan di gunung Argopuro Jatim Situbondo, bulan Oktober 2023 yang membakar luas lahan 10 hektare di Desa Baderan, Sumbermalang.

Kejadian lain adalah kebakaran di hutan gunung Semeru yaitu di kawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru), tepatnya di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Lumajang. Awalnya api timbul di 2 titik yaitu di Blok Ayek-ayek dan Sentong. Namun kemudian semua kejadian di atas sudah bisa diatasi.

TINDAKAN UNTUK MENANGANI PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN HUTAN

Mari kita #BersamaBergerakBerdaya untuk menangani perubahan iklim dan perlindungan hutan, dengan cara:

1. Menanam pohon atau tanaman sebagai penghasil O2 dan menanam pohon-pohon yang bersifat sebagai polutan untuk menyaring racun-racun di udara. Dalam skala kecil kita bisa menanam tanaman hias atau tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai polutan, misalnya Sansiviera, bunga-bungaan, tanaman perdu atau tanaman yang lain.

2. Mengikuti komunitas pecinta lingkungan, sehingga dari komunitas itu kita bisa berbagi informasi dengan anggota yang lain tentang lingkungan. Utamanya adalah informasi cara mengatasi perubahan iklim yang terjadi saat ini.

3. Menerapkan prinsip reduce, reuce,recycle. Tindakan ini misalnya mengurangi penggunaan plastik, mengurangi pembelian makanan dengan kemasan, membawa botol minum sendiri saat bepergian, membawa wadah tempat makan untuk bekal, mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna.

4. Menggunakan kendaraan hemat energi, misalnya sepeda, kendaraan listrik atau berjalan kaki bila bepergian dengan jarak dekat.

5. Menggunakan angkutan umum bila bepergian, agar mengurangi penggunaan kendaraan pribadi berbahan bakar fosil (bensin). Karena pembakaran dari bahan bakar fosil akan menghasilkan emisi carbon yang mencemari lingkungan.

6. Menghemat penggunaan listrik dan alat elektronik.

7. Memperbanyak makan makanan berbahan nabati, yang menghasilkan sedikit emisi gas rumah kaca.

8. Tidak menebang pohon di hutan (deforestasi).

SOLUSI MENGATASI ISU PERUBAHAN IKLIM

Dikutip dari rimbamakmurutama.com solusi dasar mengatasi isu perubahan iklim adalah dengan mengurangi emisi gas rumah kaca seminimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi gas-gas yang dapat menghasilkan emisi carbon. Gas-gas ini menyebabkan efek pemanasan global, antara lain adalah CO2, N2O (Nitro Oksida) dan methane.
  • Solusi untuk mengatasinya antara lain adalah:
  • Melindungi hutan agar tetap lestari dan memaksimalkan fungsi hutan sebagai penyerap CO2.
  • Melarang pembakaran hutan untuk membuka lahan baru.
  • Menanam pohon di perkotaan sebagai paru-paru kota.
  • Melarang pembangunan pabrik di daerah perkotaan, karena emisi buang industry juga menghasilkn carbon.
  • Meminimalkan penggunaan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil (bensin).
  • Mengurangi penggunaan sampah berbahan anorganik karena tidak dapat terurai.
  • Meningkatkan konsumsi makanan sumber nabati (sayur, buah). Hal ini dapat mengurangi gas methane yang dihasilkan di tempat pembuangan sampah, bila sampah membusuk.
  • Menginformasikan isu tentang lingkungan yang berhubungan dengan perubahan iklim dengan cara mengajak orang lain untuk menanam pohon, aktif bergabung di komunitas lingkungan hidup.
Demikianlah ulasan saya tentang Menangani Isu Perubahan Iklim dan Perlindungan Hutan Bersama Generasi Muda Indonesia. Semoga bermanfaat.

“Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan!”

#UntukmuBumiku

#TeamUpForImpact

#MudaMudiBumi

#BersamaBergerakBerdaya

 

Referensi:

https://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-perubahan-iklim-faktor-dan-dampaknya

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220704142800-37-352764/apa-itu-perubahan-iklim-penyebab-dampak-cara-mengatasinya

https://www.merdeka.com/jabar/cara-mengatasi-perubahan-iklim-kenali-penyebabnya-kln.html

https://rimbamakmurutama.com/4/climate-change-impacts-and-mitigation/

https://bpbd.probolinggokab.go.id/berita/kebakaran-hutan-dan-lahan-di-kawasan-gunung-bromo

https://www.detik.com/tag/kebakaran-hutan

https://www.kompas.id/baca/riset/2023/10/15/mencermati-siklus-bencana-karhutla-di-indonesia




Posting Komentar