wahyusuwarsi.com

CARA MENERAPKAN LITERASI PADA ANAK

Membacakan cerita

Literasi pada anak sebaiknya diterapkan sejak anak usia dini, sehingga dapat meningkatkan minat baca pada anak saat sudah bersekolah nanti. Menurut UNESCO, menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan yakni hanya 0,001%. Hal ini berarti, dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca (kallainstitude.ac.id). Sedangkan survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa hanya sekitar 10% penduduk Indonesia yang rajin membaca buku.

Menurut KBBI arti literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Pengertian literasi dapat diartikan sebagai pengetahuan dan keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. Literasi juga dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup (perpus.iainmadura.ac.id).

Literasi sngat penting dalam perkembangan anak. Literasi bukan hanya sekadar membaca atau menulis, tetapi juga mampu berkomunikasi, mampu memahami dan berpikir kritis. Hal ini menjadi fondasi yang membantu anak sukses di sekolah dan kehidupan sehari-hari. Dalam menerapkan literasi pada anak, peran ayah dan ibu sangat penting menentukan keberhasilan. Banyak cara sederhana yang bisa dilakukan ayah dan ibu di rumah untuk menerapkan literasi pada anak. Bisa dilakukan bermain sambil belajar, sehingga anak tidak merasa bosan dan anak lebih tertarik pada buku.

MENGAPA LITERASI PENTING UNTUK ANAK?

Ada beberapa alasan bahwa literasi penting untuk anak.
  1. Literasi dapat meningkatkan perkembangan kognitif dan bahasa. Anak yang dibiasakan membaca akan lebih mudah memahami suatu hal baru. Selain itu anak juga mempunyai perbendaharaan kosa kata yang lebih banyak. Hal ini memudahkan anak berkomunikasi.
  2. Dengan membaca akan mendorong daya imajinasi pada anak. Anak yang dibiasakan membaca dan bercerita akan menumbuhkan kreativitasnya.
  3. Literasi akan membentuk keterampilan sosial, dalam hal ini adalah membantu anak berkomunikasi, dan anak menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan orang lain.
  4. Literasi merupakan bekal akademik bagi anak, dan kunci sukses anak belajar di sekolah. Karena anak yang dibiasakan membaca, akan lebih mudah memahami dan mengerti materi yang diajarkan di sekolah.

BAGAIMANA CARA MENERAPKAN LITERASI PADA ANAK?

Beberapa hal menerapkan literasi pada anak yaitu:
  1. Membacakan buku sejak dini.
  2. Menciptakan rutinitas literasi harian pada anak.
  3. Menggunakan media bermain.
  4. Mendorong anak untuk bercerita.
  5. Meminta anak untuk menulis dan menggambar.
  6. Menyediakan lingkungan literasi di rumah.
  7. Menghubungkan literasi dengan aktivitas sehari-hari.
  8. Orang tua sebagai teladan bagi anak.
Di bawah ini akan kita bahas delapan cara menerapkan literasi pada anak di atas.

MEMBACAKAN BUKU SEJAK DINI

Agar anak terbiasa dengan buku, kenalkan buku sejak dini. Pembiasaan membacakan buku cerita bahkan bisa dilakukan saat bayi. Hal ini akan merangsang bayi untuk mengenali pola bahasa dan intonasi suara.

Pada anak usia balita atau pra sekolah, bisa dibiasakan untuk membacakan cerita sebelum tidur. Membacakan cerita bisa dilakukan oleh ayah maupun ibu secara konsisten. Dengan rutinitas membacakan cerita sebelum tidur, anak akan tertarik pada buku dan lebih membangun kedekatan antara orang tua dan anak. Membacakan cerita sebelum tidur sebaiknya waktunya tidak terlalu lama agar anak tidak bosan, bisa dibacakan cerita sekitar 20-30 menit saja.

Agar anak tidak merasa bosan, pilihlah buku yang sesuai dengan usia anak (misalnya untuk anak balita gunakan buku-buku bergambar yang menarik). Selain itu saat membacakan cerita, gunakan intonasi suara dan ekspresi wajah agar anak tertarik. Tak lupa juga libatkanlah anak dalam hal ini, misalnya menirukan suara tokoh atau biarkan mereka menunjuk gambar.

MENCIPTAKAN RUTINITAS LITERASI HARIAN

Bagaimana menciptakan rutinitas literasi harian? Dapat dilakukan misalnya dengan membacakan cerita sebelum tidur maupun setelah makan siang (sebelum tidur siang). Membacakan cerita secara konsisten akan membuat anak terbiasa dengan aktivitas ini, sehingga lama kelamaan akan muncul rasa tertarik anak pada kegiatan literasi (buku).

Seperti sudah ditulis di atas, gunakan buku sesuai usia anak (buku cerita bergambar untuk anak usia balita). Pilih buku yang gambarnya menarik dengan warna-warna cerah untuk menarik perhatiannya.

MENGGUNAKAN MEDIA BERMAIN

Media belajar membaca
media-bermain-utuk-belajar-membaca
(gambar: pinterest)

Tujuan menggunakan media bermain ini adalah agar anak belajar tanpa merasa dipaksa. Untuk anak-anak yang sedang belajar membaca misalnya, gunakan kartu huruf, puzzle alfabet, balok kata untuk merangkai huruf menjadi sebuah kata. Bisa juga dengan menggunakan lagu abjad sehingga anak merasa tertarik dan tidak bosan untuk belajar. Metode bermain sambil belajar ini sangat efektif untuk anak yang baru belajar mengenal huruf dan membaca.

Sebaiknya media bermain (kartu, puzzle, balok kata) dibuat semenarik mungkin, misalnya menggunakan warna-warna cerah, gambar-gambar yang menarik atau yang lainnya. Hal ini membuat anak betah belajar dan tidak cepat bosan. Anak tidak merasa tertekan atau terpaksa untuk belajar huruf dan membaca. Sebaliknya anak akan selalu merasa tertarik untuk mengulang aktivitas ini menjadi sebuah kebiasaan yang baik.

MENDORONG ANAK BERCERITA

Mendorong anak bercerita dapat melatih kemampuan bercerita dan berimajinasi pada anak. Selain itu bisa juga meminta anak untuk bercerita pengalamannya hari ini. Misalnya untuk anak usia paud maupun TK, kita bisa menanyakan tentang kegiatan sekolahnya hari ini, tentang ibu gurunya, atau tentang teman-temannya.

“Bagaimana sekolahnya hari ini? Tadi di sekolah mengerjakan apa? Bagaimana teman-temanmu hari ini?” dan beberapa pertanyaan lain yang bisa mendorong anak untuk bercerita tentang kegiatannya, apa yang dilihat maupun pengalamannya pada hari itu.

Cara lain adalah meminta anak menceritakan kembali cerita yang baru didengar (setelah orang tua membacakan cerita). Hal ini akan mendorong daya ingat anak dan pemahaman anak tentang cerita yang dibacakan tadi. Agar anak lebih percaya diri, jangan lupa berikan apresiasi padanya. Apresiasi bisa berupa pujian, dorongan semangat, pelukan, ciuman sayang maupun memberikan hadiah kecil sebagai pencapaiannya.

MEMINTA ANAK MENULIS DAN MENGGAMBAR

Untuk melatih motorik halus dan memperkaya kosakata anak, biarkan anak mencoret-coret, menggambar, maupun menulis namanya sendiri. Biarkan anak mengekspresikan diri, karena literasi pada anak sering dimulai dengan sebuah coretan. Anak akan merasa bangga dengan hasil gambarnya, demikian juga bila anak bisa menuliskan namanya sendiri dengan lancar (untuk anak usia pra sekolah).

Menyediakan kertas, pensil warna maupun cranyon sebagai sarana anak memulai literasi. Beri dorongan pada anak agar menggambar, apapun itu gambarnya tetaplah berikan apresiasi berupa pujian dan kata-kata sederhana yang memotivasinya.

Pada anak-anak usia pra sekolah, bisa diajarkan menulis huruf pertamanya. Walaupun mungkin belum sempurna, biarkan anak mengekspresikan diri dengan mulai menulis huruf pertamanya.

MENYEDIAKAN LINGKUNGAN LITERASI DI RUMAH

Pojok baca
pojok-baca-di-rumah
(gambar: pinterest)

Minat baca anak juga dipengaruhi oleh lingkungan tempat dia tumbuh dan berkembang. Di rumah misalnya, anak akan bercermin pada anggota keluarga yang lain (ayah, ibu atau kakak-kakaknya). Bila anggota keluarga adalah orang-orang yang suka membaca, pasti lambat laun anak akan meniru dan tertarik pada buku.

Lingkungan literasi di rumah bisa disiasati dengan membuat perpustakaan kecil sederhana atau sudut baca. Buatlah sudut baca menjadi tempat yang nyaman untuk membaca. Setidaknya beri alas berupa karpet untuk duduk membaca, sediakan juga rak-rak buku untuk menata buku dengan rapi. Pisahkan antara buku cerita untuk anak-anak dan buku untuk orang yang lebih dewasa. Jangan lupa bahwa penempatan buku anak harus mudah dijangkau, hingga bila suatu saat anak butuh membaca dia bisa mengambilnya sendiri.

Penerapan lingkungan literasi di rumah juga bisa dilakukan dengan menempel poster alfabet atau kata-kata sederhana di dinding. Hal ini berlaku untuk anak yang baru belajar mengenal huruf dan membaca. Hal yang perlu diingat adalah, anak yang tumbuh di lingkungan penuh literasi akan lebih mudah mencintai buku.

MENGHUBUNGKAN LITERASI DENGAN AKTIVITAS SEHARI-HARI

Literasi tidak hanya diajarkan di rumah atau di sekolah, namun literasi bisa diajarkan melalui lingkungan dan aktivitas harian. Nah, bagaimana caranya?

Sebagai contoh adalah, ketika akan diajak bepergian, anak bisa diajarkan membaca nama papan jalan atau menyebutkan huruf di papan jalan yang dilalui. Contoh lainnya adalah, ketika anak diajak berbelanja, anak bisa membaca label makanan yang tertera pada kemasan makanan atau minuman. Bisa juga membaca tulisan petunjuk rak-rak makanan dan minuman. Untuk anak yang lebih besar dan sudah bisa membaca, mintalah tolong untuk menulis daftar belanja.

ORANG TUA SEBAGAI TELADAN

Orang tua sebagai teladan
orang-tua-sebagai-teladan
(gambar: pinterest)

Setiap anak akan meniru kebiasaan orang tua dan penghuni rumah. Jika ayah dan ibu gemar membaca, anak akan mengikutinya. Karena itu tunjukkan kebiasaan membaca pada anak, misalnya membaca koran, buku maupun majalah.

Orang tua bisa juga mendiskusikan isi bacaan sederhana dengan anak, misalnya buku cerita yang baru saja selesai dibacanya. Mintalah anak untuk menceritakannya kembali dengan bahasa sederhana versi anak-anak.

Dan yang paling penting saat ini adalah, usahakan agar anak lebih tertarik membaca buku dibandingkan menghadapi gadget. Untuk itu gunakan gadget secara bijak. Sebaiknya di saat anak membaca buku, orang tua pun mendampingi atau ikut membaca (tidak memegang gadget). Hal ini membuat anak termotivasi membaca dan lebih tertarik pada buku dibanding gadget.

TIPS MENJAGA KONSISTENSI LITERASI ANAK

Menjaga konsistensi literasi anak bisa dilakukan dengan beberapa hal di bawah ini.
  1. Menjadikan kegiatan literasi sebagai sesuatu yang menyenangkan, dan bukan merupakan kewajiban. Ciptakan suasana yang santai tetapi menarik minat baca pada anak.
  2. Aktivitas kegiatan harus bervariasi agar anak tidak jenuh dan bosan, misalnya membaca diselingi menggambar, bercerita maupun menyanyi. Dengan kegiatan yang bervariasi, anak akan lebih antusias dan bersemangat belajar.
  3. Saat anak berhasil menyelesaikan satu buku, rayakan pencapaian kecil tersebut. Berikan apresiasi pada anak berupa pujian, peluk dan cium sayang, atau memberi reward kecil sebagai penghargaan orang tua pada anak.

KESIMPULAN

Menerapkan literasi pada anak dapat dilakukan dengan cara sederhana misalnya, membacakan buku cerita menjelang tidur maupun di waktu luangnya, bermain sambil belajar, mendorong anak untuk bercerita dan berimajinasi, menciptakan hal-hal tersebut sebagai rutinitas harian yang tidak membuat anak tertekan. Perlu diingat bahwa aktivitas harian tersebut jangan sampai membuat anak merasa tertekan atau merasa itu adalah suatu kewajiban. Buatlah anak merasa enjoy dan tertarik melakukan kegiatan tersebut.

Hal lain yang perlu diingat adalah konsistensi, suasana yang menyenangkan dan keterlibatan orang tua. Dukungan ayah dan ibu menjadikan anak tumbuh lebih percaya diri, kreatif, gemar membaca dan mencintai ilmu untuk masa depannya. Artikel parenting lainnya dapat dibaca di blog teman saya.
Demikian ulasan saya tentang cara menerapkan literasi pada anak. Semoga bermanfaat.

Referensi:
https://perpus.iainmadura.ac.id/berita/2024/01/literasi-pengertian-jenis-dan-manfaat-literasi
https://kallainstitute.ac.id/rendahnya-minat-literasi-di-indonesia/
‹ Lebih lamaTerbaru ✓

Posting Komentar