Bersama KEB (Komunitas Emak Blogger) tanggal 29 Juni di Hotel Santika Premier mengupas tuntas tentang NPD. Sebagai moderator adalah mbak Ranny Affandi dari KEB Solo. Dalam kesempatan itu dihadirkan narasumber yaitu mbak Kartika Soeminar seorang pengusaha dari Bali. Siapakah beliau? Beliau adalah seorang NPD abuse survivor yang sudah 23 tahun hidup bersama orang terdekat yang menderita NPD. Wanita ini mempunyai pembawaan yang ramah, namun di balik itu beliau pernah mengalami fase depresi kronis karena mendapat perlakuan abusive dari suaminya yang menderita NPD.
Mbak Kartika menceritakan awal perkenalan dengan suaminya penuh dengan love bombing, yaitu selalu dipuji, disanjung, diperhatikan dan diberi hadiah sehingga sebagai seorang wanita tentu saja merasa jatuh cinta. Setelah menikah love bombing hilang dan berganti menjadi gaslighting dan sikap manipulatif. Jadi seolah-olah kesalahan hanya ada pada pihak wanita, sedangkan sang suami tidak pernah merasa bersalah dan tidak sadar bahwa dia menderita NPD. Selama 23 tahun beliau mengalami mental abuse dan emosional abuse.
Dalam kesempatan ini selain menceritakan pengalaman-pengalamannya, beliau juga mengedukasi wanita-wanita di Indonesia agar memahami tentang gangguan NPD dan cara menghadapinya. Pengalamannya terangkum dalam suatu kampanye bersama KEB yang bertajuk #BrokenButUnbroken.
Selain itu juga dihadirkan seorang psikolog senior yaitu Ibu Dra. Probowatie Tjondronegoro, M. Si yang juga menjabat sebagai Kepala Humas Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang. Beliau menjelaskan ciri-ciri seorang yang mengidap NPD dan bagaimana cara menghadapi seorang penderita NPD.
#Narcisstic
#NPDSurvivor
#NPDAwareness
#BrokenButUnbroken
#BreakTheSilence
#KartikaSoeminarStory
Dalam kesempatan ini selain menceritakan pengalaman-pengalamannya, beliau juga mengedukasi wanita-wanita di Indonesia agar memahami tentang gangguan NPD dan cara menghadapinya. Pengalamannya terangkum dalam suatu kampanye bersama KEB yang bertajuk #BrokenButUnbroken.
Selain itu juga dihadirkan seorang psikolog senior yaitu Ibu Dra. Probowatie Tjondronegoro, M. Si yang juga menjabat sebagai Kepala Humas Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang. Beliau menjelaskan ciri-ciri seorang yang mengidap NPD dan bagaimana cara menghadapi seorang penderita NPD.
MENGENAL NPD
NPD (Narcissistic Personality Disorder) merupakan suatu gangguan kepribadian di mana seseorang mempunyai perasaan berlebihan tentang pentingnya diri sendiri, membutuhkan pujian dan kekaguman yang berlebihan serta kurang berempati terhadap orang lain (lingkungan sekitar). Menurut ibu Dra Probowatie, hal ini bisa terjadi karena pola asuh yang salah di masa kecil. Pola asuh yang salah ini misalnya selalu mendapat pujian dari lingkungannya, terlalu dimanjakan, sehingga seseorang merasa tidak pernah salah dan harus selalu dikagumi.Penderita NPD sering tidak menyadari bila terjadi gangguan mental pada dirinya. Jadi pada penderita NPD memiliki gejala obsesi kompulsif antara lain adalah manipulatif (memutar balikkan fakta) dan butuh dikagumi. Selain itu menurut Ibu Dra Probowatie, di dalam NPD juga terdapat gejala paranoid. Lalu bagaimanakah ciri-ciri seorang penderita NPD?
1. Perasaan grandiositas yaitu merasa dirinya sangat penting dan superior dibandingkan orang lain.
2. Kebutuhan konstan akan pujian.
3. Keyakinan bahwa mereka istimewa dan unik.
4. Eksploitasi interpersonal.
5. Kurangnya empati.
6. Iri terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain iri pada mereka.
7. Perilaku arogan dan sombong.
Apa yang menyebabkan NPD? NPD bisa disebabkan karena faktor genetik, biologis dan lingkungan. Pengalaman masa kecil dengan pola asuh yang salah misalnya terlalu memanjakan atau terlalu kritis bahkan terlalu sering memuji bisa menjadi penyebab NPD setelah seseorang tersebut dewasa. Dan NPD ini biasanya tidak hanya terjadi di lingkungan rumah tangga saja, namun bisa juga terjadi di lingkungan sekitar kita misalnya di lingkungan kerja.
Bagaimana NPD dideteksi? Melalui evaluasi psikologis dan kriteria DSM-5 (Diagnostis and Statistical Manual Of Mental Disorders, Fifth Edition). Mengidentifikasi pola jangka panjang dari perilaku narsistik dan kesulitan interpersonal.
Pendekatan dalam perawatan NPD yaitu:
1. Psikoterapi: Terapi kognitif-perilaku, terapi psikodinamik, Hippoteraphy.
2. Obat-obatan: tidak ada obat khusus untuk NPD, tetapi obat untuk gejala terkait yaitu depressi atau kecemasan, bisa digunakan.
GEJALA DAN CIRI-CIRI NPD
Menurut Ibu Dra Probowatie gejala dan ciri-ciri NPD adalah:1. Perasaan grandiositas yaitu merasa dirinya sangat penting dan superior dibandingkan orang lain.
2. Kebutuhan konstan akan pujian.
3. Keyakinan bahwa mereka istimewa dan unik.
4. Eksploitasi interpersonal.
5. Kurangnya empati.
6. Iri terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain iri pada mereka.
7. Perilaku arogan dan sombong.
Apa yang menyebabkan NPD? NPD bisa disebabkan karena faktor genetik, biologis dan lingkungan. Pengalaman masa kecil dengan pola asuh yang salah misalnya terlalu memanjakan atau terlalu kritis bahkan terlalu sering memuji bisa menjadi penyebab NPD setelah seseorang tersebut dewasa. Dan NPD ini biasanya tidak hanya terjadi di lingkungan rumah tangga saja, namun bisa juga terjadi di lingkungan sekitar kita misalnya di lingkungan kerja.
Bagaimana NPD dideteksi? Melalui evaluasi psikologis dan kriteria DSM-5 (Diagnostis and Statistical Manual Of Mental Disorders, Fifth Edition). Mengidentifikasi pola jangka panjang dari perilaku narsistik dan kesulitan interpersonal.
Pendekatan dalam perawatan NPD yaitu:
1. Psikoterapi: Terapi kognitif-perilaku, terapi psikodinamik, Hippoteraphy.
2. Obat-obatan: tidak ada obat khusus untuk NPD, tetapi obat untuk gejala terkait yaitu depressi atau kecemasan, bisa digunakan.
LIMA LANGKAH PSIKOLOGIS MENGHADAPI PENDERITA NPD
Menurut Ibu Dra Probowatie, ada lima langkah psikologis yang bisa diterapkan untuk menghadapi penderita NPD, yaitu:1. Menerapkan Batasan.
Berusahalah untuk tidak terlalu memperhatikan perilaku penderita NPD. Demi kesehatan mental kita sendiri, bersikaplah apatis, mengurangi interaksi dan komunikasi terhadap mereka.
2. Afirmasi Positif.
Memberikan stimulus energi positif terhadap diri sendiri setiap hari. Lakukan dengan mengucapkan kata-kata yang bisa menguatkan mental kita. Lakukan di saat bangun tidur di pagi hari, sebelum memulai aktivitas sehari-hari.
3. Journaling.
Cara yang digunakan untuk journaling adalah dengan terapi kertas. Ambil spidol, lalu tuliskan pada secarik kertas tentang segala ungkapan isi hati, rasa kesal dan emosi kita pada penderita NPD. Kemudian robeklah buntalan kertas tersebut dan buanglah.
4. Pendekatan Spritual.
Meningkatkan ibadah dan memohon agar diberi kekuatan mental serta kesehatan jasmani dalam menghadapi penderita NPD. Dan memohon agar dapat membawa diri dalam kodisi apapun menghadapi penderita NPD.
5. Konsultasi dengan Ahli.
Menemui dan konsultasi kepada ahli jiwa tentang kesehatan mental kita dan bertanya bagaimana cara menghadapi penderita NPD.
Berusahalah untuk tidak terlalu memperhatikan perilaku penderita NPD. Demi kesehatan mental kita sendiri, bersikaplah apatis, mengurangi interaksi dan komunikasi terhadap mereka.
2. Afirmasi Positif.
Memberikan stimulus energi positif terhadap diri sendiri setiap hari. Lakukan dengan mengucapkan kata-kata yang bisa menguatkan mental kita. Lakukan di saat bangun tidur di pagi hari, sebelum memulai aktivitas sehari-hari.
3. Journaling.
Cara yang digunakan untuk journaling adalah dengan terapi kertas. Ambil spidol, lalu tuliskan pada secarik kertas tentang segala ungkapan isi hati, rasa kesal dan emosi kita pada penderita NPD. Kemudian robeklah buntalan kertas tersebut dan buanglah.
4. Pendekatan Spritual.
Meningkatkan ibadah dan memohon agar diberi kekuatan mental serta kesehatan jasmani dalam menghadapi penderita NPD. Dan memohon agar dapat membawa diri dalam kodisi apapun menghadapi penderita NPD.
5. Konsultasi dengan Ahli.
Menemui dan konsultasi kepada ahli jiwa tentang kesehatan mental kita dan bertanya bagaimana cara menghadapi penderita NPD.
Clossing statement dari mbak Kartika Soeminar:Wanita berhak bahagia. Wanita berhak dihargai. Jangan pernah memprioritaskan kebahagiaan orang lain, karena kebahagiaan kita lebih penting untuk mental health kita. Kalau saya bahagia, pasti saya sehat. Tetapi belum tentu bila saya sehat, saya akan merasa bahagia.
PENUTUP
NPD adalah gangguan kepribadian yang kompleks dan sering sulit diobati. Dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat dapat membantu individu mengelola gejalanya. Pendekatan pada penderita NPD yaitu dengan cara intimasi dan santun (hubungan interpersonal). Salah satu caranya yaitu dengan memutuskan apa yang menjadi keinginannya. Misalnya dengan mengalihkan pembicaraannya ke hal-hal lain yang lebih positif. Dan sebaiknya konsultasi dengan ahli jiwa untuk mendapat penyelesaian masalah dalam menghadapi NPD. Semoga bermanfaat.#Narcisstic
#NPDSurvivor
#NPDAwareness
#BrokenButUnbroken
#BreakTheSilence
#KartikaSoeminarStory
Dapat ilmu baru nih, jadi kenal apa itu NPD, semoga dijauhkan dari sifat seperti itu
BalasHapusDuh duh saya malah antisipasi bgt klo ketemu sama orang NPD ini, jgn sampe kesenggol istilahnya
BalasHapusSiapa sih yang nggak terpesona sama topical love boombing, tapi kalau ujungnya NPD, ngeri juga yaa. Aku jadi tahu ternyata NPD bisa disembuhkan dengan cara journaling juga ya, menarik sekali.
BalasHapuskayanya journaling untuk kita yang berhadapan dengan penderita NPD mba, agar tersalurkan emosi atau emotional abuse yang kita derita akibat penderita NPD CMIIW
HapusDulu sempat terbuai dengan love bombing dari seseorang (waktu itu sama sekali blm mengenal NPD), untungnya ada feeling kalo nggak bakalan bisa hidup sama dia, akhirnya ga jadi deh... hihi
BalasHapusUntuk bisa melakukan diagnosa kepada seseorang yang kita anggap kena NPD, perlu ada validasi dari psikiater ya. Jika tidak maka penangananya bakal tidak tepat. Dan kita gak tahu manakah di antara 5 langkah yang tepat dilakukan untuk hadapi orang NPD, terlebih pada orang-orang terdekat. BTW, sepertinya saya sedikit mengalami ini, dalam artian saya juga dulu sama pasangan, dia selalu love bombing, dan sekarang seperti playing victim. Walau belum sampai ada diagnosa NPD sih. Sekarang, perlahan pasangan saya sudah membaik.
BalasHapusTernyata kalo ditelisik lebih dalam NPD tuh berbahaya juga ya. Semoga anak-anak keturunan kita dijauhkan dari gangguan NPD dan orang-orang yang terindikasi gangguan NPD ya mba, aamiin
BalasHapusSalah satu penyembuhannya adalah dengan hipnoterapi..👍
BalasHapusMerasa paling istimewa dan harus selalu dipuji tuh ternyata ciri-ciri NPD ya, Mbak. Setuju banget lah karena setiap wanita berhak bahagia dan kebahagiaan diri sendiri adalah prioritas yang utama.
BalasHapusSiapa sih yang nggak mau dapet love bombing tapi kalau berujung pada kerusakan mental diri sendiri ogahlah...kan setiap diri berhak untuk bahagia jangan sampai kena jebakan NPD
BalasHapusMoga makin banyak yang sadar dan tidak menjadi korban orang2 NPD ya mbaa.
BalasHapusKalo ada cerita tentang mental health gini kasian sama penderita. Tapi lebih kasian lagi dengan yang terdampak, mental dan kesehatannya lebih terganggu.
BalasHapusWaah ternyata sulit diobati ya mbak? Jadi PR bagi kita ya untuk evaluasi diri dan juga mempersiapkan diri dalam menghadapi orang2 dg ciri2 dan gejala NPD seperti disebutkan di atas.
BalasHapusBangga dan seneng bisa hadir juga di acara ini. Banyak ilmu dan bisa berkenalan lamgsung dengan wanita hebat
BalasHapusAku tuh baru tahu tentang NPD ini dari IG live pertama Mbak Kartika ternyata ada menderita sekali hidup dengan penderita NPD yang bahkan tidak menyadari sakitnya
BalasHapusMba Kartika sekarang udah lega ya, dan bisa menikmati hidup bahagianya setelah badai NPD terhadap dirinya. Makasih mba Wahyu ya, buat ilmunya.
BalasHapusAkhir2 ini sering denger tentang NPD lewat sosmed. Pengetahuan baru yang jadi membuka mata juga. Karena kadang orang yang jadi korban NPD pun ga sadar kalau bagian dari diri mereka sering di manipulasi. Dikasih lovebombing demi tercapainya kepengenannya
BalasHapusBaru tahu kalau NPD ini nggak bisa disembuhkan ya, btw waktu ikut acaranya kemarin, aku jadi was-was takut jangan-jangan aku ada NPD wkwk. Tapi setelah mendengar penjelasan dari bu Probo jadi paham, kalau nggak bisa self diagnosis dan selama masih dalam kadar normal wajar-wajar aja... yang bahaya kalau berlebihan dan berdampak buat orang lain. Pastinya sih, mana ada orang NPD sadar kalau dirinya NPD, hehe...
BalasHapusIh serem juga ya pelaku NPD ini merasa dirinya penting dan bersikap manipulatif. Jadi pelajaran juga ya bagi yang mau menikah untuk lebih hati2 memilih pasangan. Love boombing tapi malah berubah. Bener juga sih mending diabaikan aja jangan terlalu memikirkan pelaku NPD. Kesehatan mental kita lebih penting.
BalasHapusTernyata NPD ini berbahaya ya. Nah pola asuh sprti yg disebut diatas memang salah dan ternyata bisa memunculkan NPD ini ya. Btw Aku setuju nih sama closing statementnya.
BalasHapusbaru tahu, ini istilahnya NPD ya mbak. Pola asuh yang tidak tepat sejka kecil, ternyata bisa ya menumpuk jadi sebuah gangguan. Dan, kalau sudah dapat pasangan, cukup bikin partnernya depresi.
BalasHapusSepakat, bila kita bahagia, kita akan sehat
BalasHapusTeringat pesan salah satu senior untuk tetap menjaga kewarasan agar tetap bahagia, karena dampaknya luar biasa ke kesehatan kita seperti yang dialami mbak Kartika sampai HB turun banyak padahal tidak pendarahan ya
Tidak terbayangkan hidup puluhan tahun dengan penderita NPD, Mbak Kartika pastinya wanita yang kuat. Kata "narsis" yang kerap kita dengar ternyata penyakit yang berbahaya jika sudah melewati batas tertentu.
BalasHapusSalut juga untuk mbak Kartika yang mau menceritakan kisahnya ya. Kalau ketemu sosok yang kena syndrom NPD gini, bisa terkecoh ya. Apalagi buat ciwi-ciwi pasti tergoda banget nih. Harus tiati banget deh.
BalasHapusKetidaktahuan kita mengenai NPD seperti ini membuat kita tidak memahami bagaimana sikap kita saat berhadapi dengan orang yang karakter nya 'ajaib'
BalasHapusmeski ga bisa self diagnostic, setidaknya dari tulisan ini kita bisa tau ciri-ciri umum penderita NPD. Jadi kalau ada seseorang di sekitar kita dengan ciri-ciri tersebut, emang paling bener jaga jarak dan pertebal kesabaran. Biarlah dia ga menyadari sikapnya yang dominan, kita yang sadar aja yang tau diri, demi kesehatan mental kita
BalasHapusJaman sekarang masalah mental aneh aneh aja ya Mbak. Tapi memang saya setuju, harus menerapkan batasan dengan orang2 NPD ini
BalasHapusMenghadapi orang NPD tuh memang luar biasa sekali, apalagi rata-rata mereka tidak mengetahui memiliki NPD dan merasa nyaman saja dengan kehidupannya
BalasHapusWah, Narsis ternyata ga bisa dianggap sepele ya. Bahkan masuk dalam masalah mental. Jadi harus ada strategi kalau dekat dengan NPD ya, Kak
BalasHapusserem juga cara pendekatan orang NPD ini, ga kebayang puluhan tahun harus hidup berdampingan...
BalasHapusMasya Allah pola asuh benar-benar sangat berpengaruh pada perkembangan psikologis anak-anak ya. Tidak hanya saat anak atau remaja bahkan akan menetap hingga dewasa. Kita jadi harus tanggap juga ya kalau ada orang-orang di sekitar kita yang mengalami gejala NPD. Harus bisa bersikap dengan tepat agar tidak menjadi "korban"
BalasHapusketidak-tahuan bahwa mereka menderita NPD inilah yang susah ya kak, dan saya mengalami juga menghadapi penderita NPD ini
BalasHapus