wahyusuwarsi.com

SEMARANG BERCERITA DALAM JALUR REMPAH


Tahukah temans, bahwa tanggal 11 Desember diperingati sebagai Hari Rempah Nasional. Peringatan ini dicanangkan untuk memperingati sejarah terbukanya jalur rempah dalam ekspor cengkeh yang pertama dari Tidore ke Eropa pada 11 Desember 1521.

Dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jalur rempah adalah suatu peradaban yang sangat tua, kompleks, luas dan mempengaruhi peradaban global. Jalur rempah ini mencakup berbagai lintasan jalur budaya. (news.detik.com).

Seperti kita ketahui bahwa rempah-rempah di Nusantara ada bermacam-macam, dan rempah-rempah ini merupakan bahan dasar pembuatan jamu tradisional. Pada tanggal 6 Desember 2023 UNESCO menetapkan bahwa Budaya Sehat Jamu masuk ke dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTb). Penetapan ini dilakukan dalam sesi sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Republik Botswana (tribunnews.com). Sebagai bangsa Indonesia, kita harus bangga dengan adanya pengakuan tersebut.

MENGUNJUNGI PAMERAN REMPAH & VISUAL ART

Temans yang pengin tahu sejarah rempah-rempah di Indonesia bisa menyaksikan event Semarang Bercerita Jalur Rempah. Pameran ini telah dilaksanakan tanggal 2 sampai dengan 10 Desember 2023 lalu di Gedung Oudetrap Kota lama Semarang. Saya berkesempatan mengunjungi pameran tersebut di tanggal penutupan 10 Desember. Di bawah ini sedikit ulasan saya tentang pameran ini.

US (Untuk Semarang) Art Exhibition menampilkan pameran edukasi rempah, konser, talkshow, city tour rempah. Selain itu juga dipamerkan seni lukis dari beberapa komunitas melukis, fotografi dan desain.

Memasuki area pameran, setelah pintu masuk kita disuguhi desain interior yang terbuat dari berbagai macam rempah-rempah. Cantik, kreatif dan artistik sekali. Tampak beberapa rempah seperti kayu secang, kunyit, jahe, temulawak dirangkai menggunakan tali dengan panjang kurang lebih 2 meter, kemudian digantungkan menjuntai ke bawah. Sudut ini dipakai sebagai spot foto oleh pengunjung yang sebagian besar adalah anak-anak kuliahan. Saya pun tak melewatkan kesempatan untuk foto di area ini.



Rempah-rempah yang digantung
menyempatkan-foto-di-interior-rempah
(Gambar: koleksi pribadi)

 

Di sisi sebelah kiri setelah pintu masuk, berjajar foto-foto dengan berbagai tema. Foto-foto tersebut ditata dengan apik. Mulai dari foto Lawang Sewu, Kota Lama, Kelenteng Sam Po Kong. Tak hanya foto tempat wisata di Semarang, ada juga foto Human Interest, Cityscape, dan beberapa tema foto yang lain. Foto-foto tersebut diusung olah Komunitas Foto KFS (Komunitas Fotografer Semarang) dengan tema Kota, Manusia dan Seni.

Di sebelah kanan pintu masuk tampak sebuah panggung kecil. Mungkin untuk live show atau konser saya kurang tahu, karena saya berkunjung ke pameran ini pada hari terakhir penutupan. Saat saya ke sana juga ada market day yang menjual kaos-kaos dengan desain gambar tokoh-tokoh kartun dan gambar sketsa abstrak.

Ikatan Arsitek Indonesia juga turut andil dalam pameran ini. Stand ini menampilkan bermain dengan rempah, yaitu rempah sebagai pewarna (ditampilkan sebagai lukisan di atas kanvas) dan menggambar di atas rempah yang diratakan di dalam wadah (kopi dan kacang hijau). Hasil lukisan-lukisan itu sangat cantik, bisa sebagai penghias ruangan di rumah. Sayangnya lukisan itu nggak dijual, hanya untuk pameran saja.



lukisan di canvas
lukisan-di-canvas-dari-Ikatan-Arsitek-Indonesia
(Gambar: koleksi pribadi)

 

Oya, ada juga stand yang menjual Jamu Jun. Disini dijual Jamu Jun dalam bentuk cair dengan harga per botol Rp 12.000. Dan Jamu Jun dalam bentuk serbuk dengan harga Rp 27.000 ada juga Jamu Jun serbuk dalam kemasan kecil-kecil. Saya mencoba membeli Jamu Jun yang serbuk, nanti di rumah tinggal kita seduh dengan air panas dan bisa langsung diminum.

Kemudian saya masuk ke ruangan bagian dalam. Disini ada komunitas fotografi khusus wanita yang sedang mengadakan workshop food fotografi. Namanya adalah Semarang Female Photographer (SFP). Saya sempat mencoba memotret food fotografi dengan property yang sudah disediakan, dengan arahan mbak Dewi dan mbak Kusriati dari SFP. Propertinya lucu dan etnik. Di ruangan tersebut juga tampak hasil foto-foto makanan dari member SFP ini. Waah, keren-keren lho padahal cuma pake HP motretnya.
Di bawah ini hasil foto pemotretan saya bersama SFP.



Food fotografi
workshop-food-fotografi-bersama-SFP
(Gambar: koleksi pribadi)

 

Di ruangan ini ditampilkan juga macam-macam rempah di Nusantara yang displaynya ditata dengan cantik, diletakkan dalam wadah tampah berjejer-jejer. Dalam tiap wadah ditulis nama rempah dan kegunaannya. Backdrop dengan ukuran kira-kira 2x4 meter terpasang di sebelah kiri pintu masuk, berisi sejarah rempah di Semarang, penyebaran rempah di Indonesia dan jenis rempah nusantara. Dengan foto-foto yang menarik disertai keterangan di dalamnya.



rempah yang dipamerkan
jenis-rempah-di-Indonesia
(Gambar: koleksi pribadi)

 

Komunitas Semarang Sketchwalk (SSW) menampilkan lukisan-lukisan sketsa Semarang tempo dulu, sketsa wajah dan gambar sketsa yang dilukis untuk kartupos. Sebenarnya saya tertarik dengan kartupos-kartupos yang dipamerkan, sayangnya kok tidak dijual.

Sementara itu WOPANCO atau Women Painting Community juga berkontribusi dalam pameran ini dengan menampilkan karya lukisan bertema “Jamu.” Hasil karya lukisan bertema geometris tersebut diwujudkan dalam lukisan di canvas, tenggok, botol jamu, wajan, payung raksasa, payung kecil, lumpang alu dan ditata dengan cantik bersama properti lainnya. Cocok banget untuk spot foto pengunjung.



karya seni WOPANCO
hasil-lukisan-WOPANCO
(Gambar: koleksi pribadi)


 
Beberapa lukisan dari komunitas lukis dengan tema kartun, abstrak dan teknologi juga terpasang berjajar di dinding. Furniture kuno pun tak ketinggalan turut berkontribusi dalam pameran ini.

MENJELAJAH JALUR REMPAH YANG BERSEJARAH

Dari sumber Semarang Bercerita, ada beberapa bagian dalam pameran ini yaitu Sejarah Rempah Di Semarang, Persebaran Rempah di Indonesia, Jenis Rempah Nusantara dan Negara Tujuan Utama Ekspor Rempah Indonesia tahun 2022.

SEJARAH REMPAH DI SEMARANG

Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah. Rempah-rempah dari Indonesia yang banyak dicari oleh pedagang dunia adalah pala, lada, cengkih. Hal ini terjadi pada masa penjelajahan dan perdagangan laut, tepatnya pada abad ke-15 hingga ke-17.

Daerah penghasil rempah kayu manis, cengkih, vanili, jahe, kunyit, pala dan lada adalah Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, NTT, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan dan Yogyakarta.

Dari sekitar 400-500 jenis spesies rempah di dunia, Indonesia merupakan yang paling dominan. Karena itulah Indonesia dijuluki Mother of Spesies di dunia, karena adanya kekayaan alam tersebut.

Rempah-rempah dari berbagai daerah di Indonesia diangkut dan diekspor ke berbagai belahan dunia melalui Pelabuhan di Kota Semarang. Dengan adanya perdagangan rempah-rempah ini sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan keberagaman budaya di Kota Semarang. Pedagang-pedagang asing yang datang untuk berdagang di Semarang mempengaruhi budaya lokal. Selain itu juga terdapat bangunan-bangunan tua peninggalan sejarah di Kota Lama dan daerah lain di Semarang.

PERSEBARAN REMPAH  DI INDONESIA

Jenis-jenis rempah di Indonesia memiliki daerah persebaran yang tidak sama antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Daerah persebaran rempah di Indonesia bisa dilihat pada gambar di bawah ini.



persebaran rempah di Indonesia
persebaran-rempah-di-Indonesia
(Gambar: koleksi pribadi)

 

NEGARA TUJUAN UTAMA EKSPOR REMPAH INDONESIA 2022

Ada beberapa negara tujuan utama ekspor rempah Indonesia yaitu, Tiongkok, India, Thailand, Amerika Serikat, Bangladesh,Singapura, Vietnam, Pakistan, Belanda, Jerman dan lainnya. Mengenai datanya bisa dilihat pada gambar grafik di bawah ini.



Grafik ekspor rempah Indonesia 2022
grafik-negara-tujuan-utama-ekspor-rempah-Indonesia-2022
(Sumber: Dokumen Kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai, PEB dan PIB)

 

JENIS REMPAH NUSANTARA

Jenis-jenis rempah di Nusantara sangat beragam dan masing-masing mempunyai manfaat yang tidak sama. Jenis-jenis rempah di Nusantara adalah:

Pala, lada, cengkeh, kayu manis, kemiri, adas, kapulaga, serai, bunga lawang, ketumbar, jahe, daun salam, lengkuas, kencur, secang, kunyit, dan jinten.

 

PENUTUP

Adanya pameran ini dapat mengedukasi, menambah wawasan pengunjung tentang sejarah rempah di Indonesia khususnya Semarang. Pengunjung yang rata-rata adalah generasi milenial jadi tahu bermacam-macam rempah, bentuk dan aromanya serta kegunaan dari masing-masing rempah-rempah tersebut

Pameran ini juga merupakan upaya untuk melestarikan budaya tradisional di Indonesia, yang berkaitan dengan jamu sebagai obat dan minuman tradisional sejak dahulu. Semoga di lain waktu akan diadakan pameran-pameran sejenis di kota Semarang. Semoga bermanfaat.


Referensi:

Pameran Semarang Bercerita Jalur Rempah

https://news.detik.com/berita/d-7082410/11-desember-diperingati-hari-rempah-nasional-ini-serba-serbinya

https://www.tribunnews.com/nasional/2023/12/10/budaya-sehat-jamu-ditetapkan-jadi-wbtb-unesco-irwan-hidayat-ajak-hadirkan-inovasi-jamu

 

Posting Komentar