wahyusuwarsi.com

KETIKA OMICRON MENYAPA


Pandemi belum berakhir dan tahun ini menginjak tahun ketiga kita berdampingan dengan virus Covid 19. Silih berganti virus Covid 19 yang datang dengan berbagai varian yang menyerang....Alpha, Beta,  Gamma, Delta dan yang terakhir adalah Omicron.

Hidup berdampingan dengan Covid 19 sebenarnya menimbulkan dampak yang positif juga, masyarakat jadi lebih tahu tentang kebersihan dan kesehatan bagi diri sendiri dan lingkungannya. Memakai masker bila bepergian, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, membawa hand sanitizer, menjaga jarak satu sama lain, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan. Itulah hal- hal yang harus dipatuhi selama pandemi ini yang digalakkan oleh pemerintah kita. Selain itu masyarakat juga diharuskan untuk melaksanakan vaksin 1, vaksin 2 dan vaksin booster untuk memperkuat ketahanan tubuh masing-masing. Bagi yang hendak bepergian ke luar kota juga diharuskan untuk swab antigen atau swab PCR sebelumnya dan isolasi mandiri selama waktu yang telah ditentukan saat kepulangannya, hal ini untuk melindungi diri sendiri dan orang lain (dalam hal ini adalah keluarga dan lingkungan pergaulannya).

Saya sekeluarga juga tidak terlewati disambangi omicron sebulan yang lalu, padahal kami sudah menerapkan prokes yang ketat saat bepergian dan keluar rumah. Awalnya saya dan anak bungsu demam dan tenggorokan terasa sakit kemudian kami periksa ke dokter....dan dokter menyarankan kami untuk swab antigen. Dan hasilnya....kami berdua positif. Tanpa menunggu lama akhirnya suami dan anak sulung kamipun melakukan swab antigen, dan ternyata...hasilnyapun positif juga. Ya tentu saja karena kami serumah dan awalnya kami mengira hanya gejala flu biasa yaitu, pilek dan sedikit disertai demam walaupun hanya 37,6 derajat (waktu itu yang saya rasakan suhu badan cuma hangat saja).

Kami juga tidak mempermasalahkan dimana kami ketularan atau siapa diantara kami yang awalnya menularkan virus ini. Saat itu memang kasus omicron sedang naik dan mungkin virus omicron ada dimana-mana....entah itu di kantor, di toko, di sekolah, bisa juga di pasar, karena saat itu memang kami masing-masing masih beraktifitas tetapi tentunya dengan prokes yang ketat. 

Mulailah kami isolasi mandiri di rumah selama 2 minggu (14 hari) sejak dinyatakan positif. Suami dan anak sulung saya tidak masuk kantor selama kami isoman, anak bungsu saya kebetulan sedang PTS (Penilaian Tengah Semester) online dan kebetulan kondisi kami sekeluarga juga tidak parah (hanya gejala flu batuk pilek) jadi masih bisa beraktifitas di rumah, sementara saya juga masih mengurus pekerjaan rumah tangga dan malah lebih banyak waktu untuk mengurusi tanaman-tanaman saya.

Kalau soal makanan sih tidak ada masalah .....malahan berlebihan makanan, karena banyak tetangga dan teman- teman saya, relasi suami dan teman-teman anak saya yang berempati mengirimkan makanan ke rumah. Bahkan tidak hanya makanan yang dikirimkan ke rumah, ada juga yang mengirimkan obat-obatan, vitamin, obat herbal, susu, buah- buahan atau bahan makanan untuk dimasak (sayuran dan sembako)....Alhamdulillah berkah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Di Jawa Tengah ada program "Jogo Tonggo" oleh pak Ganjar Gubernur Jateng....yaitu memberi makanan secara bergilir untuk tetangga yang sedang isoman.

Untuk  obat juga tidak ada masalah, kami mendapat kiriman obat gratis dari Kemenkes (Kementrian Kesehatan).....Alhamdulillah.

Ada hikmahnya juga kami isoman selama 2 minggu, kami sekeluarga jadi lebih sering berkumpul bersama, makan bareng-bareng, anak-anak juga lebih sering sharing atau cerita apapun bersama kami bapak ibunya....karena selama ini mereka  sibuk dengan kegiatan masing-masing jadi agak jarang bisa berkumpul bersama (quality time).

Alhamdulillah setelah masa isoman berakhir, kami kembali melakukan test PCR dan hasilnya negatif. Kami bisa kembali beraktifitas dan harus lebih berhati-hati menjaga kesehatan dan harus benar-benar menetapkan prokes yang ketat.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu melindungi kami dan memberi kesehatan kepada kami sekeluarga dan juga saudara-saudara kami....Aamiin Yaa Robbal Alaamiin.

20 April 2022



11 komentar

  1. Alhamdulillaah sekarang sudah sembuh ya Mbak. Saya juga sempat Ken, berurutan suami dan sulung dulu, selang dua minggu saya. Semoga semuanya sehat selalu.

    BalasHapus
  2. Sehat-sehat untuk kita semua ya, Mbak. Pandemi Covid-19 membuat kita jadi lebih mengingat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulai dari cuci tangan dengan sabun dan memakai masker saat bepergian.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah udah sembuh ya mbaa. Aku kena du kali. Yg pertama habis lebaran. Terus omicron kayaknya kena juga, ga periksa sih tapi dr gejala seperti omi. Jadi isoman aja.

    BalasHapus
  4. Bener banget, Mbak. Di balik satu kejadian, pas ada hikmahnya. Hikmah di balik pandemi kemarin, seperti yang mbak Yayuk tulis, kebersamaan dalam keluarga jadi lebih erat. Sehat-sehat selalu ya, Mbak Yayuk.

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah sdh sehat kembali semuanya ya mba.. betul sekali memang selalu ada hikmah dalam setiap kejadian yg menimpa.kita ya.. Terima kasih sdh berbagi pengalaman ini mba..

    BalasHapus
  6. Kami sekeluarga juga disapa covid mbak alhamdhulikah sekarang sudah sehat semuanya. Berkat program jogo tonggo juga kami ga kesulitan dan kekuqrangan makanan malah lebih2 deh

    BalasHapus
  7. Aku merasakan juga jaman cobid gelombangnya naik mba. Aku isoman sebulanan lebih dan awalnya 2 minggu ga bisa turun dari kasur. Semoga kita semua diberikan kesehatan selalu ya mba aamiin dan pandemi ini segera berakhir.

    BalasHapus
  8. Sayapun tahun lalu sekeluarga juga disambangi covid mba, awalnya suami yg duluan positif kemudian anak-anak dan saya. Alhamdulillah juga dikirim obat dari pemerintah. Selama sebulan kami isoman waktu itu. Alhamdulillah, saya sekeluarga sdh vaksin komplit juga

    BalasHapus