wahyusuwarsi.com

PERAN AYAH DALAM PENDIDIKAN DAN PENGASUHAN ANAK

 

Ilustrasi ayah dan anak


Seperti kita ketahui pada umumnya peran seorang ayah adalah sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Di Indonesia yang sebagian masih menganut patrilineal, peran ayah sangat dominan di dalam keluarga, baik itu sebagai pencari nafkah, pengambil keputusan dalam keluarga maupun peran utama yang lain. Akan tetapi peran pengasuhan dan pendidikan anak pada umumnya lebih banyak diserahkan ke ibu.

Bulan Desember 2025 ini pemerintah mencanangkan Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR), yang tertuang dalam SE Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana, No 14 Tahun 2025. GEMAR merupakan gerakan seluruh ayah dengan anak usia sekolah untuk mengambil rapor, meliputi anak jenjang PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Ayah yang mengikuti GEMAR di sekolah akan diberi dispensasi keterlambatan dari tempatnya bekerja.

Adanya GEMAR ini menunjukkan bahwa peran seorang ayah dalam pendidikan anak sangat penting. Ayah tidak hanya berperan sebagai pencari nafkah saja, tetapi seorang ayah juga mempunyai peran dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

Saya jadi ingat masa kecil yang jarang sekali ditungguin bapak dalam keluarga kami. Bapak adalah seorang anggota TNI AD (tentara) yang sering berdinas ke luar kota. Saat itu saya beserta tiga orang adik masih duduk di bangku TK dan SD, sehingga lebih banyak peran ibu dalam hal pengasuhan dan pendidikan kami. Namun begitu ada kalanya bila bapak sedang tidak berdinas, beliau juga sering menjemput kami sekolah, mengambil rapor bahkan pernah mengantar kami saat mendaftar ke sekolah lanjutan. Pada saat itu sekitar tahun 1980 an belum ada internet maupun handphone, semua harus dilaksanakan secara manual alias belum ada teknologi seperti saat ini.
Artikel ini akan mengulas pentingnya peran seorang ayah dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

ALASAN AYAH TIDAK TERLIBAT PENDIDIKAN DAN PENGASUHAN ANAK

Sering kita melihat dalam suatu keluarga lengkap yakni ayah, ibu dan anak tetapi sang ayah tidak pernah melibatkan diri dalam urusan anak, baik dalam pendidikan maupun pengasuhannya. Mengapa? Ada beberapa alasan mengapa seorang ayah tidak pernah terlibat dalam pendidikan dan pengasuhan anak, di bawah ini beberapa alasannya.

KESIBUKAN BEKERJA

Seorang ayah yang disibukkan dengan pekerjaan kantor (mencari nafkah), tak mempunyai kedekatan dengan anaknya atau bahkan tak pernah berinteraksi dengan anak. Hal ini bisa disebabkan karena ayah sebagai kepala keluarga merasa sangat bertanggung jawab terhadap keluarga untuk mencari nafkah, sehingga pekerjaan dianggap sebagai prioritas utama. Ada juga karena alasan seorang ayah yang bekerja di luar kota, sehingga waktu untuk bertemu keluarga sangat terbatas (bisa sebulan sekali bahkan beberapa bulan sekali menjenguk keluarga).

PENGASUHAN ANAK ADALAH TUGAS IBU

Adanya budaya patriarki yang menganggap pengasuhan anak adalah tugas ibu, menyebabkan ayah kurang dekat dengan anak, atau bahkan tidak mau terlibat pada pendidikan dan pengasuhan anak.

KURANGNYA KESADARAN AYAH

Dalam pendidikan dan pengasuhan anak, peran seorang ayah tidak kalah pentingnya daripada ibu. Namun begitu masih banyak ayah yang tidak menyadari hal ini. Mereka cenderung tidak mau tahu bagaimana kondisi anak, dan hal lain yang berhubungan dengan anak sehingga semua diserahkan kepada ibu.

EDUKASI PARENTING YANG SANGAT MINIM

Edukasi parenting yang meliputi informasi dan pelatihan-pelatihan pengasuhan anak pada umumnya hanya melibatkan dan ditujukan untuk kaum ibu. Jarang sekali seorang ayah terlibat dalam edukasi tentang pendidikan dan pengasuhan anak, sehingga kurangnya pengetahuan bagi ayah dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

MERASA TIDAK PERCAYA DIRI

Ada kalanya seorang ayah merasa tidak percaya diri dan tidak tahu bagaimana cara berinteraksi dengan anak secara efektif. Hal ini bisa jadi disebabkan karena terlalu sibuk mencari nafkah sehingga jarang berinteraksi dengan anak maupun keluarga.

KONDISI HUBUNGAN TIDAK HARMONIS DAN STRESS

Adanya masalah ekonomi atau emosional dapat menghambat keterlibatan ayah pada pendidikan dan pengasuhan anak. Demikian juga bila terdapat konflik dengan pasangan, dapat membuat ayah menjauh dari anak maupun keluarga.

PENTINGNYA AYAH TERLIBAT DALAM PENDIDIKAN DAN PENGASUHAN ANAK

Seberapa penting seorang ayah terlibat dalam pendidikan dan pengasuhan anak? Di bawah ini ulasannya, silahkan membaca.

MENUMBUHKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK

Pada anak yang tidak dekat dengan ayah biasanya anak tersebut cenderung tidak punya rasa percaya diri dan tidak berani menghadapi tantangan. Namun sebaliknya bila anak dekat dengan ayah, hal ini akan memupuk rasa percaya diri pada anak, anak menjadi lebih pemberani dalam menghadapi tantangan maupun masalah.

EMOSI LEBIH STABIL

Pada anak yang mendapat perhatian dan kasih sayang ayah, anak tersebut memiliki emosi yang lebih stabil atau lebih mudah mengendalikan emosi, serta tidak pemarah. Karena dengan hadirnya ayah, anak merasa lebih aman dan dihargai sehingga terbentuk rasa percaya diri dan kestabilan emosi.

MEMBENTUK KARAKTER ANAK

Seorang ayah yang ikut berperan dalam pendidikan dan pengasuhan anak, mempunyai pengaruh besar dalam menanamkan nilai tanggung jawab, disiplin dan beretika.

MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK

Seorang ayah yang melibatkan diri dalam pendidikan anak, berpengaruh terhadap prestasi akademik yang dicapai anak. Hal ini berhubungan dengan kedisiplinan, motivasi, anak merasa lebih PD (percaya diri) dalam belajar bila didampingi oleh ayahnya.

KEHARMONISAN KELUARGA

Dalam hal ini ayah dan ibu mempunyai peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam pola mendidik dan mengasuh anak. Pendidikan dan pengasuhan anak antara ayah dan ibu akan menciptakan keharmonisan keluarga, rumah tangga lebih stabil dan hangat. Jadi dalam hal ini pendidikan dan pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama, tak hanya peran ibu saja.

MENGURANGI PERILAKU NEGATIF PADA ANAK

Bila ayah turut aktif dalam pendidikan dan pengasuhan anak, kecil kemungkinan anak mengalami kenakalan remaja maupun pengaruh buruk lingkungan. Dalam hal ini ayah membimbing anak tentang mana hal baik yang harus dijalani, dan mana hal buruk yang harus dihindari.

MENJADI PANUTAN BAGI ANAK

Kehadiran ayah bukan hanya sebagai pelengkap tetapi merupakan fondasi untuk membentuk karakter anak. Ayah akan menjadi panutan atau figur teladan bagi anak dalam sikap dan tindakan, misalnya dalam hal tanggung jawab, dalam menyelesaikan suatu masalah, beretika dan lainnya.

CONTOH AYAH TERLIBAT PENDIDIKAN DAN PENGASUHAN ANAK

Di bawah ini adalah contoh keterlibatan ayah dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Simak ulasannya.

MENGGANTI POPOK DAN MEMANDIKAN BAYI

Hal ini berlaku untuk keluarga muda yang baru saja mempunyai baby. Merawat dan mengasuh bayi menjadi tanggung jawab ayah dan ibu. Di waktu luang, ayah bisa membantu ibu mengganti popok, membuatkan susu maupun memandikan bayi. Hal ini juga membangun bonding antara ayah dan bayinya.

Seperti pengalaman saya saat pertama kali melahirkan si sulung, tak ketinggalan suami pun ikut membantu mengasuh si sulung (bila sedang tidak dinas kantor). Membantu memandikan si sulung setiap pagi, menjadi momen yang tak terlupakan hingga saat ini.

MEMBANTU MENGERJAKAN TUGAS SEKOLAH

Membantu mengerjakan PR
ayah-membantu-mengerjakan-PR
(Gambar: pinterest)

Sebaiknya seorang ayah juga terlibat dalam pendampingan belajar pada anak, tentunya bila ayah sedang tidak sibuk dinas atau ke luar kota. Misalnya membantu anak mengerjakan tugas sekolah atau PR, membantu menjelaskan materi pelajaran yang kurang dimengerti pada anak.

Saya jadi teringat saat masih duduk di SD, diantara kesibukannya bapak masih sempat mengajari saya untuk mengerjakan PR dan menjelaskan materi yang kurang saya pahami, utamanya untuk pelajaran matematika. Karena pada saat itu juga belum ada kursus-kursus pelajaran maupun bimbel.

MENJADI CONTOH BELAJAR BAGI ANAK

Seorang anak akan meniru apa yang diperbuat ayah dan ibunya. Dalam hal keterlibatan seorang ayah dalam mendidik anak, sebaiknya ayah memberi contoh kebiasaan baik pada anak, misalnya dalam hal literasi dengan cara membiasakan membaca buku di rumah, berdiskusi dan lainnya.

MEMBACAKAN BUKU SEBELUM TIDUR

Membacakan buku cerita
ayah-membacakan-buku-cerita
(Gambar: pinterest)

Pada anak usia dini, untuk menumbuhkan literasi pada anak alangkah baiknya ayah membacakan cerita pada anak (sebelum tidur).

MEMBERI MOTIVASI PADA ANAK

Pada saat bersantai, sebaiknya ayah melakukan pendekatan dengan cara mengajak bicara anak tentang motivasi dan cita-citanya, memberi semangat dan mengarahkan pendidikan anak sesuai apa yang dicita-citakan anak. Dengan demikian anak merasa mantap, nyaman dan termotivasi melanjutkan pendidikan sesuai yang dicita-citakannya.

MENDORONG ANAK MENGIKUTI KEGIATAN POSITIF

Mendorong anak mengikuti kegiatan positif dapat dilakukan misalnya dengan menyarankan anak ikut kursus pelajaran, kursus edukatif (misalnya kursus bahasa, kursus pelajaran) mengikuti pelatihan sesuai minat dan bakat atau mengikuti lomba-lomba edukatif lainnya. Berikan anak kesempatan dan motivasi untuk melakukan hal-hal tersebut di atas.

MENGHADIRI ACARA SEKOLAH

Menghadiri acara sekolah dapat dilakukan misalnya mengikuti rapat orang tua murid, mengambil rapot anak maupun bila ada acara-acara lain di sekolah yang melibatkan orang tua murid. Hal ini menunjukkan bahwa ayah ikut memberi dukungan akademik pada anak.

Di sekolah TK maupun SD saat ini juga sering menggelar acara yang melibatkan ayah dan ibu, misalnya pesta seni, market day, parents day dan lainnya. Karena itulah kesempatan bagi ayah untuk lebih dekat dengan anak, dengan cara hadir di acara tersebut.

MENGANTAR DAN MENJEMPUT SEKOLAH

Anak yang biasa diantar ayah ke sekolah, merasa lebih aman dan nyaman. Anak jadi punya rasa percaya diri yang lebih. Ayah dan ibu bisa berbagi tugas dalam hal antar jemput ini. Ayah mengantar ke sekolah, nanti siangnya giliran ibu yang menjemput anak di sekolah.

MENGAJAK ANAK BERMAIN

Mengajak bermain anak
ayah-mengajak-anak-bermain
(Gambar: pinterest)

Mengajak anak bermain merupakan salah satu momen berharga yang akan selalu dikenang. Saat anak telah dewasa, momen bermain bersama ayah akan menjadi kenangan yang indah. Dalam hal ini bermain bersama sangat bermanfaat untuk mengembangkan motorik, melatih kerjasama pada anak dan sebagai sarana membangun komunikasi antara ayah dan anak.

MENYEDIAKAN FASILITAS BELAJAR ANAK

Menyediakan fasilitas belajar pada anak juga merupakan salah satu cara ayah terlibat dalam pendidikan. Berikan kenyamanan dengan fasilitas ruang belajar, mengajak ke toko buku untuk membeli buku dan alat tulis maupun buku cerita, menyediakan akses internet untuk kepentingan belajar. Akan tetapi untuk anak usia dini, penyediaan akses internet ini tetap harus dengan pengawasan dan screen time agar anak tidak kecanduan, dan menghindari tontonan negatif dari internet.

PENUTUP

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
  • Seorang ayah bukan hanya berperan sebagai pencari nafkah, tetapi merupakan figur penting membentuk karakter dan masa depan anak.
  • Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak mempunyai dampak positif dalam menciptakan bonding antara ayah dan anak, selain itu juga membentuk karakter positif pada anak, perkembangan emosi dan sosialnya secara seimbang.
  • Dukungan seorang ayah terhadap pendidikan anak berpengaruh terhadap prestasi, disiplin dan rasa percaya dirinya.
‹ Lebih lamaTerbaru ✓

Posting Komentar