Beberapa waktu lalu viral kejadian di sosmed, seorang pelajar yang ketahuan merokok di sekolah dan diberi peringatan oleh guru kepala sekolah dengan menampar pipinya. Siswa tersebut tidak terima dan melaporkan kejadian tersebut pada orang tuanya, hingga membawa kasus itu ke jalur hukum. Tak hanya itu, guru tersebut sempat di nonaktifkan mengajar.
Banyak kasus dan kejadian yang lebih sering memojokkan guru. Pernah juga saya melihat tayangan sebuah video, yang menunjukkan seorang guru pria dikeroyok murid-muridnya di kelas. Hanya gara-gara murid itu dilarang merokok di dalam kelas.
Melihat kejadian-kejadian seperti itu, kita berpikir ada apa dengan moral, sopan santun dan akhlak generasi now?
Dulu saat saya masih menjadi siswa SD sekitar tahun 1978 sudah ada pendidikan wajib yaitu pelajaran Budi Pekerti. Dilanjutkan kemudian saat SMP dan SMA ada pelajaran wajib PMP (Pendidikan Moral Pancasila), selain itu juga ada pelajaran Agama sesuai agama yang dianut masing-masing siswa.
Dalam pelajaran Budi Pekerti mempelajari bagaimana bersikap sopan santun terhadap orang tua, guru, sesama teman dan masyarakat. Pelajaran ini sudah ditanamkan pada siswa sejak Sekolah Dasar, yang menjadi fondasi siswa dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Pelajaran PMP lebih mengacu pada sikap-sikap yang sesuai dengan 5 sila dalam Pancasila. Kemudian saat menjadi mahasiswa baru, diharuskan mengikuti penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
HAL-HAL YANG MENYEBABKAN ANAK TIDAK BERAKHLAK SAAT REMAJA
Kejadian-kejadian di atas yang terjadi pada saat masa remaja, bisa disebabkan berbagai hal saat anak masih usia dini. Karena pembentukan karakter anak saat remaja, sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan pembentukan karakter sejak usia dini. Tentu saja dalam hal ini harus ada kerjasama dari orang tua, lingkungan keluarga maupun gurunya.Dibawah ini akan diulas hal-hal apa saja yang menyebabkan anak tidak berakhlak saat remaja.
PENTINGNYA BIMBINGAN SPIRITUAL DAN MORAL
Sebaiknya sejak usia dini anak sudah diperkenalkan dengan pemahaman nilai-nilai agama. Sebab tanpa itu, remaja cenderung bersikap egois dan emosi dalam perilakunya. Tidak ada salahnya memilih sekolah berpendidikan sesuai ajaran agama, yang tentunya di sekolah ini pun diajarkan perilaku yang sesuai dengan norma agama yaitu mana hal yang baik dan buruk menurut agama. Saat ini banyak sekolah berkualitas dengan pendidikan moral sesuai agama misalnya Sekolah Islam Terpadu,Sekolah Yayasan Katolik, Sekolah Yayasan Kristen dan sebagainya.ORANG TUA MENJADI TELADAN BAGI ANAK
Dalam suatu keluarga, anak akan meniru apa yang diperbuat orang tuanya. Dalam hal ini orang tua menjadi teladan bagi anak dalam hal bersikap maupun yang lainnya.Seorang anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh makian, kemarahan, dan kekerasan akan tertanam dalam pikirannya bahwa hal itu adalah kebiasaan dan bukan merupakan sesuatu yang salah. Dengan kata lain pembenaran terhadap sikap yang salah. Sikap ini akan terbawa hingga anak dewasa, dia akan melakukan hal yang sama dalam pergaulannya.
Namun sebaliknya jika anak dibesarkan dalam keluarga yang lemah lembut, tegas, sopan dan berakhlak tentunya saat dewasa akan terbentuk karakter yang baik.
KURANGNYA KOMUNIKASI DAN PERHATIAN DARI ORANG TUA
Banyak orang tua yang terlalu sibuk bekerja. Dalam suatu keluarga, ayah dan ibu disibukkan oleh pekerjaan kantor yang sangat menyita waktu. Bahkan dari pagi hingga malam sibuk bekerja di luar rumah, sehingga jarang bertemu dengan anak. Anak yang sudah remaja pun mempunyai kesibukan sendiri. Mereka merasa kesepian di rumah, karena tak ada yang bisa diajak bicara atau sekadar cerita.Seorang remaja yang merasa diabaikan, tidak dihargai, dan tidak didengarkan akan mengekspresikan kemarahan atau penolakannya lewat perilaku kasar.
TRAUMA MASA KECIL
Anak yang dididik dengan keras sejak kecil, misalnya dengan didikan disiplin ala militer atau otoriter, saat remaja dan dewasa telah terbentuk karakter tersebut. Biasanya mereka pun melakukan hal yang sama terhadap lingkungannya. Sebagai contoh adalah remaja yang sering membully sesama teman atau bahkan seorang remaja yang sama sekali tidak punya adab dan akhlak serta berani membantah, bahkan menantang gurunya saat ditegur karena kesalahannya. Trauma psikologis akibat pola asuh orang tua pada anak dapat berimbas padanya saat anak telah remaja dan dewasa, utamanya di lingkungan masyarakat.POLA ASUH YANG TERLALU MEMANJAKAN ANAK
Pola asuh pada anak yang terlalu dimanja sejak kecil, akan berpengaruh pada karakter anak setelah remaja bahkan dewasa. Anak terbiasa selalu dimanja dan dituruti kemauannya, sehingga anak tak dapat membedakan mana hal yang baik dan kurang baik untuknya. Karenanya sejak dini anak-anak harus dibiasakan untuk mengerti, mana hal yang boleh dan tidak boleh. Sikap terlalu menuruti semua keinginan anak, sangat mempengaruhi karakternya saat remaja ketika apa yang diinginkannya tak didapatkan.KURANGNYA PENDIDIKAN ADAB SEJAK DINI
Seorang anak hendaknya dididik sopan santun dan adab sejak dini, karena bila hal ini tidak diterapkan maka saat remaja anak akan bersikap cenderung tidak sopan, seenaknya sendiri dan tidak tahu adab.Sebaiknya pilihlah sekolah atau lembaga pendidikan yang menanamkan nilai adab, sopan santun dan karakter mulia sesuai nilai-nilai agama. Sekolah yang baik tak hanya dalam kurikulum akademik saja, namun perlu juga mendidik anak menjadi pribadi yang berakhlak dan beretika.
PENGARUH TEMAN SEBAYA
Seorang remaja bisa dikatakan sedang mencari jati diri dan ingin diterima dalam suatu kelompok. Hal ini akan sangat berpengaruh pada perilakunya. Pertemanan yang negatif menyebabkan mereka menirunya, hanya sekadar agar “diterima” di kelompok itu. Saat mereka tidak bisa meniru perilaku kelompok tersebut, maka mereka akan tersingkir dan merasa dibuang. Karenanya orang tua harus mengarahkan remaja untuk memilih berteman dan berkegiatan yang positif, untuk mengembangkan diri.KONTEN SOSIAL MEDIA YANG TIDAK TERSARING
Banyaknya konten di sosial media yang berisi perilaku kasar, penuh kata makian, hinaan, kemarahan dan lainnya sangat mempengaruhi karakter remaja pada umumnya. Begitupun gaya bicara yang tidak sopan di sosial media, sehingga remaja bisa terpengaruh dalam bersikap dan berinteraksi.MENGAJARKAN SOPAN SANTUN DAN ADAB PADA REMAJA
![]() |
adab-terhadap-orang-tua (Gambar: pinterest) |
- Memberi teladan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya remaja kurang suka dinasehati, namun mereka lebih peka terhadap tindakan nyata. Dalam hal ini orang tua maupun guru harus menjadi contoh, misalnya dalam hal menghormati orang lain, kejujuran maupun bersikap santun.
- Melibatkan remaja dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Melibatkan remaja dalam bakti sosial, peringatan keagamaan, maupun kajian remaja akan menumbuhkan rasa empati, rasa hormat dan nilai adab yang baik.
- Mengajak berdiskusi tanpa bersifat menggurui. Sebaiknya ajaklah remaja berdiskusi lewat dialog terbuka, namun bukan bersifat perintah. Remaja akan merasa dihargai bila diberi kesempatan mengemukakan pendapat dan ide-idenya. Hal ini merupakan apresiasi dari orang tua atau guru terhadap remaja.
- Memberikan pujian atas sikapnya yang santun dan berakhlak. Namun jangan segan memberi konsekuensi mendidik apabila remaja berlaku kasar. Hal ini adalah untuk melatih tanggung jawab atas perilakunya.
- Memilihkan lingkungan pertemanan yang positif atau teman-teman yang menjunjung adab. Lingkungan yang baik akan membantu remaja menjaga akhlaknya.
- Melibatkan remaja dalam pengambilan keputusan, akan menunjukkan bahwa pendapat mereka sangat dihargai. Hal ini membuat mereka menghargai orang lain juga.
- Mengarahkan remaja dengan menggunakan media positif sebagai sumber belajar. Misalnya podcast, buku, film maupun tokoh panutan yang mempunyai karakter mulia dan sopan santun.
- Membantu mereka memahami bahwa sopan itu bukan karena takut hukuman, melainkan karena kesopanan mencerminkan akhlak yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
KESIMPULAN
Perilaku tidak sopan pada remaja seringkali merupakan cerminan kurangnya pembinaan karakter sejak dini. Dalam hal ini dibutuhkan dukungan dan keterlibatan keluarga, lingkungan dan, sekolah untuk membentuk akhlak remaja yang baik dan santun.Mengajarkan adab pada remaja adalah membimbing mereka menjadi pribadi yang sadar, bertanggung jawab dan mempunyai nilai hidup yang jelas. Jadi kunci utamanya adalah kesabaran dan keteladan. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar